Kamis, 24 Februari 2022

3.1.a.9. Koneksi Antarmateri

Ki Hajar Dewantara atau yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah bapak pendidikan Indonesia. Sebagai pelopor pendidikan di Indonesia, KHD kala itu mendirikan lembaga pendidikan yang diperuntukkan kepada kaum pribumi, agar masyarakat golongan kelas ke bawah dapat merasakan pendidikan. Dalam menjalankan sekolah tersebut atau Taman Siswa, KHD menjunjung tinggi semboyan atau filosofi Pratap Triloka yang berbunyi, Ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Yang artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun kemauan dan dibelakang memberi motivasiSehubungan dengan hal tersebut, maka seorang pemimpin pembelajaran harusnya dapat mengambil keputusan dengan bersandar pada semboyan itu. Seorang pemimpin pembelajaran bukan hanya berstatus sebagai guru yang  menstransfer ilmu pengetahuan semata. Namun, seyogyanya dapat mendidik berdasarkan kodrat, memberi teladan, memotivasi dan mendukung murid untuk mencapai kebahagiaan hidup setinggi-tingginya dalam masyarakat. Dalam mengambil keputusan dilema etika, juga harus didasarkan pada empat paradigma, tiga prinsip pengambilan keputusan serta sembilan konsep pengambilan dan pengujian  keputusan. 

Dalam diri seseorang, sejatinya memang sudah tertanam nilai-nilai dasar sebagai manusia yang ketika dihadapkan pada suatu masalah pastilah dapat memutuskan langkah yang akan diambil. Terlepas dari benar atau salahnya keputusan tersebut. Oleh karena itu, mempelajari modul pengambilan keputusan tentu sangat bermanfaat bagi diri kita sendiri sebagai pemimpin pembelajaran. Agar nilai-nilai dasar yang sudah ada dalam diri tadi, dapat berjalan seimbang sesuai dengan prinsip-prinsip terkini.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam sembilan konsep pengambilan dan pengujian keputusan adalah ketika kita masih saja merasa belum dapat menentukan satu keputusan yang akan diambil, atau kita masih saja bimbang dan perlu meninjau ulang keputusan itu. Maka sebaiknya kita dapat memanfaatkan pengalaman dan pembelajaran yang sudah kita lalui pada modul 2 sesi coaching. Pada sesi coaching tersebut kita dapat membantu rekan-rekan sejawat atau kita sendiri dengan menggunakan teknik Tirta. Karena pada saat sesi coaching, seorang coach berfungsi untuk membantu orang yang sedang di-coaching saat itu untuk mengetahui potensi yang ada pada diri coaching sendiri. Bukan bertindak sebagai pemberi solusi atau sebagainya.

Proses pembelajaran yang terus menerus terjadi selama mengeyam bangku sekolah hingga beberapa waktu, tentu saja kadang dapat membuat anak atau murid, bahkan guru merasa penat. Sehingga perlu bagi guru untuk mempelajari dan memahami pembelajaran sosial emosional. Karena PSE tidak hanya bermanfaat untuk guru sendiri, namun juga bermanfaat saat mengelola kelas ketika penat melanda. Ada beberapa teknik yang dapat dimanfaatkan dalam penerapan PSE seperti teknik STOP. Begitu juga PSE ini dapat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Jika emosional terjaga dengan baik tentu saja proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan bijaksana tanpa melibatkan emosi di dalamnya.

Ketika kasus dilema etika atau bujukan moral  terjadi di dalam lingkungan sekolah. Sudah seyogianya pendidik bisa menentukan kasus tersebut termasuk bujukan moral ataukah dilema etika. Dalam kasus bujukan moral, maka kasus yang terjadi adalah benar lawan benar, sedangkan bujukan moral kasus yang terjadi adalah benar lawan salah. Maka sebelum mengambil keputusan, perlu ditinjau terlebih dahulu kasus tersebut. Jika kasus tersebut adalah dilema etika, guru dapat mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal yang sudah disampaikan di atas.

Lingkungan sekolah yang positif, kondusif, aman dan nyaman perlu dijaga, agar proses pembelajaran yang hendak dicapai didalamnya dapat terpenuhi. Tentu saja perlu kerja keras dan kerja sama dari semua pendidik maupun tenaga kependidikan sebagai rekan kerja kepala satuan pendidikan, dalam hal ini adalah kepala sekolah. Perlunya semua pihak menjaga kestabilan sosial dan emosional serta menerapkan sesi-sesi coaching yang baik antar sesama rekan kerja. 

Nah, untuk mencapai hal-hal tersebut memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak kesulitan dan tantangan yang akan ditemui di lingkungan sekolah tentunya. Apalagi perubahan paradigma yang terjadi saat ini sangat besar. Banyak sekali perbedaan di dunia pendidikan masa kini dengan masa lalu. Mulai dari pergeseran nilai-nilai sikap atau moral murid hingga pergeseran cara mendapatkan ilmu pengetahuan sekarang yang semakin mudah, karena teknologi saat ini semakin canggih. Dalam segi mendapatkan pengetahuan zaman sekarang memang tidak perlu diragukan lagi. Namun ibarat kata, semakin anak bergumul dengan teknologi, maka pengaruh-pengaruh buruk sangat sulit untuk difilter. Banyak anak yang kecanduan dengan teknologi sehingga mengabaikan hal-hal baik yang seharusnya itu didapatkan di dunia nyata. 

Merdeka belajar yang kini digaung-gaungkan memang banyak memberi pengaruh baik. Merdeka belajar yang dimaksudkan di sini adalah kemerdekaan bagi pendidik dan murid dalam melakukan proses pembelajaran terbaik dengan memperhatikan kodrat anak. Melalui pengajaran yang memerdekakan murid-murid tentunya berpengaruh dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Karena pastinya sebelum mengambil keputusan, kita sudah sangat berpikir dan meninjau kembali semua keputusan yang berpihak kepada murid. 

Seorang guru atau pemimpin pembelajaran memang punya beberapa dilema. Sebagai contoh, saat rapat kenaikan kelas. Dari sekian anak pastilah ada beberapa yang mempunyai masalah. Seperti murid yang harus tinggal kelas karena tidak memenuhi KKM. Oleh karenanya, apabila sedikit saja keliru dalam mengambil keputusan. Pastilah akan mempengaruhi masa depan murid. Bisa saja, murid tersebut malu dan tidak mau lagi sekolah. Sehingga secara tidak langsung kita sudah menjadi penghalang untuk si anak tersebut dalam menggapai masa depannya. 

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran perlu sekali dipelajari dan dipahami oleh semua pihak, terutama seorang pendidik. Agar lingkungan sekolah dapat terjaga dengan kondusif sehingga berdampak pada sosial emosional semua warga sekolah termasuk murid di dalamnya.  Dengan begitu bukan tidak mungkin, sekolah akan dapat menyelenggarakan pendidikan yang merdeka belajar sesuai dengan arahan Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim saat ini. Serta berdampak pada perubahan sikap maupun pola pikir yang bermuara pada profil pelajar pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri. 


Sabtu, 18 Desember 2021

2.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Coaching

PERAN COACH DI SEKOLAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BERDISFERENSIASI DAN PEMBELAJARAN  SOSIAL  DAN  EMOSI

      Dalam usaha mewujudkan merdeka belajar dan memaksimalkan potensi yang dimiliki anak sejak lahir, serta mengembangkan potensi yang sesuai dengan kodrat zaman, seorang guru harusnya memiliki jiwa yang besar dalam menuntun kodrat-kodrat tersebut. Menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dalam setiap pembelajaran, tentu harus dipersiapkan oleh seorang guru dengan baik. Pembelajaran berdisferensiasi itulah yang dapat mengakomodasi semua keberagaman yang dimiliki anak. 

   Pembelajaran disferensiasi adalah salah satu pembelajaran yang haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Oleh karenanya guru perlu memetakan kondisi peserta didik yang ingin diajar, seperti kesiapan belajar, minat murid, dan profil belajar murid. Sementara hakikat pembelajaran berdiferensiasi meliputi diferensiasi konten, proses dan produk.



  Selain itu, guru hendaknya juga harus menguasai pembelajaran sosial emosi. Pembelajaran sosial dan emosi adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa disekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Pembelajaran PSE ini menjadi penting untuk diterapkan dalam komunitas sekolah karena bertujuan untuk kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan membangun relasi serta pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.


      Sementara itu, peran coach diantara semua pembelajaran yang sudah diupayakan didalam kelas bahkan di luar kelas adalah untuk menuntun anak menjalani hidup dan mencapai kebahagian setinggi-tingginya di dalam masyarakat. Seorang guru bukan hanya berperan sebagai mentor maupun konselor. Namun, lebih berperan sebagai coach. Dimana peran coach bukan sebagai pemberi solusi, namun lebih bertindak sebagai rekan yang membimbing seseorang (coachee) untuk menemukan jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi. Oleh karenanya dalam melakukan proses coaching, coach akan menggali semua potensi yang dimiliki oleh coachee sendiri dan memberikan pilihan untuk memilih sendiri jalan keluar atau aksi yang sudah disampaikan sebelumnya. Dalam proses coaching terdapat konsep model Tirta yang meliputi, (T) tujuan, (I) identifikasi masalah, (R) rencana aksi dan (Ta) tanggung jawab.


KESIMPULAN

     Dalam menjalankan peran guru sebagai coach, guru dapat membantu murid dalam menyelesaikan semua masalah yang dihadapinya. Baik masalah dalam proses pembelajaran maupun masalah yang terjadi di kelas dengan teman-temanya. Semakin banyaknya masalah yang diselesaikan oleh murid, maka semakin mendewasakan mereka dalam berfikir dan bertindak ke depannya. Murid akan merasa lebih percaya diri karena penyelesaian masalah itu datang dari dirinya sendiri. Oleh karenanya, murid biasa terlatih dan dituntun untuk menyelesaikan masalah dengan penuh tanggung jawab. Sehingga akhirnya mereka siap untuk kembali ke masayarakat sebagai pribadi yang siap menerima tantangan, berpikir secara kritis serta siap menghadapi globalisasi.


Selasa, 19 Oktober 2021

1.4.a.9 Koneksi Antar Materi Budaya Positif

Asam sunti sangat familiar dengan kehidupan masyarakat Aceh. Masyarakat Aceh hampir tidak bisa dipisahkan dengan asam sunti. Asam sunti itu sendiri berasal dari belimbing yang sudah dijemur, diperam dan diberi garam. Asam sunti sering kita temukan di dapur-dapur masyarakat Aceh pada umumnya. Karena asam sunti merupakan bumbu wajib dalam masakan khas aceh. Demikianlah sekilas tentang asam sunti. Kali ini saya akan membawa asam sunti ke sekolah. Silakan dinikmati! 

https://online.fliphtml5.com/rfwfs/wtct/

Jumat, 27 Agustus 2021

1.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 

1.       Sebelum saya mempelajari modul 1.1, saya percaya jika murid itu harus diam dan duduk mendengar dengan seksama setiap penjelasan guru. Ketika pembelajaran terjadi saya selalu berpegang dengan gaya belajar yang sama terhadap semua anak. Mereka akan mengerti jika menerapkan semua prinsip yang saya sebutkan di atas. Selain itu, dulunya saya selalu berpikir jika anak itu lahir dengan kertas buram tanpa coretan apa-apa. Anak lahir dalam keadaan polos, sehingga tugas keluarga, lingkungan masyarakat dan sekolah yang memoles anak-anak tersebut menjadi berwarna.

2.       Setelah saya mempelajari modul ini, saya menjadi tahu bahwa anak dilahirkan sudah dengan kodratnya sendiri. Mereka lahir dengan membawa coretan-coretan, namun masih buram. Mereka mereka lahir sudah dengan tipikal, gaya belajar, bahkan dengan potensi mereka masing-masing. Jadi, sebenarnya tidak ada anak bodoh. Namun, semua anak pandai sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Selain itu, dalam pembelajaran saya sudah sedikit lunak, tidak terlalu kaku. Karena mereka punya gaya masing-masing dalam belajar. Hanya saja kita guru perlu tahu banyak cara agar pembelajaran tersampaikan dengan baik.

3.       Penerapan yang akan segera saya lakukan salah satunya adalah dengan memperhatikan kodrat alam dan zaman. Saya akan mengambil peran disini agar pembelajaran tidak terjadi searah. Saya akan lebih melibatkan mereka dalam pembelajaran. Bukan hanya sebagai murid, bahkan mereka bisa menjadi tutor bagi teman sebayanya. Saya akan lebih teliti lagi dalam melihat karakter serta kelebihan murid sehingga mereka tidak merasa sama dan istimewa.


Sabtu, 14 Agustus 2021

Modul 1.1.A Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia KHD

 

Sumber foto: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara

1.     Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) tentang pendidikan dan pengajaran menurut saya adalah tentang bagaimana para guru mampu memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan pada era saat mereka dibesarkan, bukan memaksakan kebutuhan mereka dengan era yang seperti pernah kita alami. Karena hal itu jelas berbeda sekali, bukan anak yang harus di ubah ke zaman kita (para pendidik). Namun, kitalah yang harus siap berubah untuk berada di zaman mereka. Karena sejatinya zaman itu bergerak maju ke depan, bukan mundur ke belakang.

Dalam semboyannya, KHD mengibaratkan bahwa didepan guru harus bisa menjadi teladan, di tengah guru sebagai pemberi kekuatan atau ide sedangkan di belakang guru sebagai pemberi semangat. Di sini, sangat jelas kita lihat bahwa peran guru bukan hanya sebagai pemberi nilai atau pemberi pengetahuan semata. Justru guru punya tanggung jawab besar dalam hal mengayomi siswa menjadi pribadi yang bukan hanya cerdas dalam intelektual tapi bijak dalam beradap. Sebuah negara maju bukan hanya memerlukan generasi berintelektual tinggi. Sepatutnya dalam diri manusia intelektual tersebut terdapat pribadi beradap yang berakakter sehingga mampu mendorong dan menjaga peradaban bangsa ke arah yang lebih baik.

Relevansi pemikiran KHD dengan pendidikan Indonesia saat ini masihlah sesuai. Meskipun semboyan KHD sudah terbentuk sejak tahun 1922 saat beliau mendirikan sekolah Taman Siswa. Namun, semboyan tersebut masih sangat bisa dipakai untuk pendidikan Indonesia saat ini. Menurut KHD pendidikan yang sebenarnya adalah pendidikan yang berpusat dan berpihak kepada murid. Dimana kita semua mengetahui, bahwa pendidikan kita berada di era revolusi 4.0. Maka oleh karena itu, pendidik saat ini harus siap berada di era tersebut. Murid kita saat ini bukan lagi berasal dari generasi X atau generasi milenial. Sebagai pendidik kita sudah berhadapan dengan generasi Z dan generasi Alpha. Dimana generasi mereka sudah sangat familiar dengan teknologi. Mereka berada di era teknologi yang sangat-sangat hebat. Inilah yang dimaksudkan oleh KHD bahwa kita pengajar harus mampu memberikan pendidikan dan  mengembangkan mereka sesuai dengan zaman mereka saat ini.

Di sekolah saya saat ini memang belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan pemikiran KHD. Namun, saya berkeyakinan bahwa semua guru di sekolah saya selalu menginginkan anak didik menjadi lebih baik setiap harinya. Maupun bersaing secara intelek dan beradap dalam pergaulan untuk mencapai peradaban bangsa yang lebih baik lagi. Oleh karena itu, saat ini kami selalu berusaha mengembangkan diri secara mandiri dan kelompok agar mampu memberikan pendidikan yang lebih baik lagi.

Secara menyeluruh saya juga belum sepenuhnya melaksanakan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran KHD tersebut. Namun, setiap harinya saya melaksanakan yang terbaik dari yang saya mampu dan selalu belajar agar lebih meresapi makna merdeka belajar. Sehingga bisa saya terapkan dalam kelas sepanjang hari. 

2.     Harapan yang sangat saya dambakan adalah dapat memposisikan diri bukan hanya sebagai guru dalam kelas. Namun, sebagai patner mereka di luar sekolah. Saya menginginkan siswa mampu beradaptasi dengan era revolusi 4.0. Meskipun saat ini mereka berada di fase atau keadaan yang kurang mengenal teknologi. Saya sangat meyakini pada saatnya mereka akan keluar dari zona tersebut, dan pada saat mereka keluar. Mereka tidak terkejut dengan situasi yang mengakibatkan mereka kehilangan motivasi, harapan dan cita-cita. Dan akhirnya kembali dengan tangan kosong dan hampa karena kurangnya pondasi yang kita bina sekarang. Saya berharap ada kegiatan, materi dan harapan pada modul tentang bagiamana menjadi tokoh idola dalam pembelajaran.

Kamis, 22 April 2021

Serah Terima Jabatan

 


Kamis, 22 April 2021 atau bertepatan dengan 10 Ramdhan 1442 H suasana di SMPN 3 Peusangan terlihat sedikit berbeda dari biasanya. Hari ini merupakan hari acara serah terima jabatan dari Pelaksana Tugas ke Kepala sekolah.

Acara berlangsung tertib dan khidmat dengan dipandu oleh Ibu Hildayani,S.Pd sebagai moderator. Sedangkan untuk pembacaan ayat suci Alquran dilantunkan oleh ibu Dra. Suryana. Sambutan pertama disampaikan oleh Pelaksana Tugas Drs.Mizwar.

Pada kesempatan ini, Drs. Mizwar meminta maaf kepada seluruh keluarga besar SMPN 3 Peusangan atas segala silap dan khilaf selama 1 tahun 6 bulan memimpin sekolah. Beliau juga tidak lupa mengucapkan selamat datang kepala kepala sekolah baru. Serta memohon untuk membimbing semua guru maupun TU pada masa mendatang. Dan besar harapan beliau, agar SMPN 3 Peusangan menjadi sekolah yang lebih baik lagi.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Bapak Ifwadi,S.Pd yang akan menjadi kepala SMPN 3 Peusangan. Sebagai kepala sekolah yang sudah banyak pengalaman berorganisasi, baik sebagai kepsek SMPN 6 Peusangan, ketua MGMP IPS kab.Bireuen, ketua PGRI kecamatan Peusangan, dsb (untuk profil lengkap kepala sekolah akan admin post pada kesempatan lain). Dalam bekerja nanti beliau sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak agar beliau dapat membawa sekolah tercinta ini menjadi lebih baik lagi. Karena tanpa dukungan semua pihak, mustahil beliau bisa memajukan sekolah sendiri.

Setelah acara penandatanganan serah terima jabatan yang disaksikan oleh seluruh guru dan tamu undangan. Selanjutnya sebagai petuah dari dinas bidang SMP diwakili oleh bapak Samsul Bahri, S.Pd, Mt. Beliau mengharapkan agar semua guru bersatu padu mendukung kepala sekolah baru. "Jika tidak bisa menjadi kayu dalam setumpuk kayu, maka setidaknya janganlah menjadi kerikil". Selanjutnya juga beliau memberi petuah agar berhati-hati dalam mengelola keuangan sekolah.

Terakhir, acara serah terima jabatan ditutup dengan membacakan alfatihah oleh semua orang yang hadir.

Tidak ada derai air mata dan haru. Karena kami warga SMPN 3 Peusangan tidak berpisah dengan siapapun. Melainkan kami merasa bahagia dalam menyambut anggota baru sebagai kepala sekolah. Karena kami, sangat meyakini kedepannya SMPN Peusangan akan lebih bisa berjaya dan maju.

"Selamat datang Bapak kepala sekolah. Kami siap berjuang bersama untuk kemajuan sekolah tercinta"

In memorian
Pak Mizwar adalah sosok yang begitu luar biasa. Sudah 1 tahun 6 bulan beliau menjabat sebagai pelaksana tugas. Namun, selama itu pula sosoknya tidak berbeda dari guru biasanya. Meski menjadi orang nomor satu disekolah. Beliau tidak pernah enggan dan malu memegang sapu lidi dan memungut botol aqua yang dibuang para siswa. Beliau rela terjun sendiri demi membuat lingkungan sekolah indah dan bebas dari sampah. Begitu juga saat di pagi hari, beliau juga termasuk orang pertama yang datang mengontrol sekolah.

"Terimakasih untuk semua pengorbanan yang sudah bapak berikan. Semoga Allah membalas semua kebaikan bapak".

Sabtu, 11 April 2020

Mencegah lebih baik



Sejak virus corona mulai merebak di Indonesia khususnya Aceh, hampir segala kegiatan lumpuh. Meskipun pemerintah tidak menerapkan lockdown di daerah. Namun, tak dapat dihindari kalo kegiatan belajar di sekolah juga harus ditiadakan. Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang mengintai.

Meskipun demikian, kegiatan di sekolah tidak serta merta kosong begitu saja. Kegiatan di sekolah tetap ada meskipun hanya kerja bakti atau gotong royong yang dilakukan oleh beberapa guru. Mereka kerja bakti secara bergantian atau dibuatkan jadwal piket. Kegiatan ini termasuk wujud kepedulian guru terhadap kebersihan sekolah dan petugas kebersihan sekolah yang hanya seorang diri.

Oleh karena itu, untuk mendukung kegiatan tersebut kepala sekolah selalu mensosialisasikan agar tidak lupa untuk mencuci tangan dan memakai masker serta tetap menjaga jarak. Selain itu, kepala sekolah menyediakan tempat cuci tangan dan sabun. Agar setelah kegiatan dilakukan mereka bergegas untuk mencuci tangan sehingga kesehatan para guru terjaga dan kegiatan belajar mengajar secara daring tetap berlanjut.

Diantara sosialisasiyang disampaikan oleh kepsek adalah tata cara mencuci tangan. Setelah membasahi tangan tidak lupa menggunakan sabun lalu menggosok tangan hingga kesela-sela jari selama 20 detik. Itulah salah satu upaya nyata yang telah dilakukan oleh kepsek dan guru SMPN 3 PEUSANGAN dalam menghindari virus corona. Semoga wabah ini segera berakhir dan kegiatan belajar mengajar kembali seperti semula.